Geotrail sebagai pilihan ber-geowisata

Kegiatan pariwisata di Indonesia berkembang dengan sangat pesat dan menciptakan berbagai macam produk wisata mulai dari wisata edukasi, wisata buatan, wisata desa, ekowisata hingga kini juga dikenal dengan geowisata sebagai wisata minat khusus. 

apa yang dimaksud dengan geowisata ? 

Geowisata Batu Angus, Ternate-Maluku Utara (source : Kemenparekraf RI)

Geowisata (geotourism) bersal dari kata "geo" yang berarti bumi dan "tourism" yang berarti wisata, merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam. Contoh objek geowisata adalah gunung berapi, danau, air panas, pantai, sungai, dan lain-lain. Geowisata juga kerap di kaitkan sebagai wisata berkelanjutan karena didalamnya terdapat unsur konservasi, dimana bertujuan untuk menjaga/melestarikan situs warisan geologi.

Kegiatan geowisata tidak terbatas pada unsur geo saja karena geowisata juga memanfaatkan unsur "abc" abiotic (keragaman geologi), biotic (keragaman hayati) dan culture (keragaman budaya) sebagai bahan dalam proses story telling. Hal ini juga menjadikan geowisata cukup berbeda dengan wisata minat khusus lainnya, pelibatan unsur alam dan manusia didalamnya menjadikan kegiatan wisata yang beragaman.

Dalam kegiatan geowisata ada beberapa istilah yang kerap ditemukan seperti :

Pemandu geowisata

Merupakan pemandu yang memiliki keahlian untuk melakukan interpretasi dan story telling berkaitan dengan objek geowisata seperti keragaman geologi, keragaman hayati dan keragaman budaya yang ada di suatu wilayah. Pemandu geowisata memiliki standar-standar tertentu dalam menerapkan kegiatan kepemanduannya sesuai dengan SKKNI Kepemanduan Geowisata. 

 Geotrail

Geotrail adalah jalur yang menghubungkan beberapa  situs geologi (geosite) yang menginterpretasikan fenomena geologi, lanskap, hubungan geologi dan keragaman hayati hingga keragaman budaya dari suatu wilayah. Umumnya jalur geotrail akan dibuat sesuai dengan tema yang signifikan dari wilayah tersebut. contoh geotrail Gunung Batur, geotrail Kawah Ijen dan lainnya.

Setelah terbentuk, geotrail dapat menjadi batu loncatan untuk pembentukan geopark. Sebuah geotrail terdiri dari beberapa situs yang memiliki signifikansi lanskap dan warisan yang akan menarik bagi wisatawan dan menambah pengalaman pengunjung. Mereka harus memasukkan dan mengemas komponen geodiversitas, keanekaragaman hayati dan budaya (termasuk warisan pertambangan) dari wilayah yang dilalui geotrail. 

Oleh karena itu, geotrail paling baik dibangun di sekitar rute yang saat ini digunakan oleh wisatawan dan harus membentuk perjalanan logis yang menghubungkan tujuan akomodasi. Geotrails dapat terdiri dari jalan, jalur pejalan kaki dan bersepeda, museum tambang, danau, dan rel kereta api bekas. Geotrail relatif mudah dibuat dan mewakili cara yang sangat hemat biaya untuk meningkatkan pemasaran dan pengembangan regional terutama berkaitan dengan kegiatan kepariwisataan. 

The Hochobir Geotrail salah satu contoh geotrail di Geopark Karawanken 

Geotrail Gunung Batur salah satu contoh geotrail yang ada di kawasan Batur UNESCO Global Geopark.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi Keindahan 4 Kaldera di Rinjani UNESCO Global Geopark dan Batur UNESCO Global Geopark Melalui Kegiatan Geotrip Expedition

Mengenal Geopark di Indonesia