Postingan

Menampilkan postingan dengan label perubahan iklim

Geopark Sebagai Salah Satu Solusi Mengatasi Perubahan Iklim

Gambar
  Kendaraan listrik dan stasiun charger di depan geosite Sanbangsan Mountain, Jeju UNESCO Global Geopark Kawasan geopark terdiri dari 3 pilar utama yakni geo, bio dan culture yang mana akibat terjadinya perubahan iklim maka akan berdampak terhadap keberadaan keragaman bumi tersebut. Dengan terjadinya cuaca ekstrim dapat menyebabkan terjadinya degradasi terhadap warisan geologi dikawasan geopark. Dengan terdegradasinya warisan geologi atau ekosistemnya maka akan berimbas pada hilangnya flora dan fauna penting di kawasan geopark dan secara tidak langsung akan berimbas kepada manusia yang hidup di kawasan geopark. Maka kenapa mitigasi bencana perubahan iklim sangatlah penting dan menjadi salah satu focus kegiatan yang perlu dilaksanakan di kawasan geopark. Di dunia saat ini terdapat 185 UNESCO Global Geopark dan di Indonesia sendiri terdapat hampir 20’an kawasan geopark yang berpotensi sebagai pusat-pusat mitigasi bencana perubahan iklim baik secara local maupun dapat berimpact secara

Perubahan Iklim dan Dampak Terhadap Degradasi Warisan Geologi

Gambar
  Ilustrasi kejadian banjir akibat perubahan iklim (jateng.inews) Di tahun 2023 bencana perubahan iklim kian nyata dampak dan dapat dirasakan, mulai dengan hujan yang makin lebat ditambah dengan angin yang bertiup kencang juga berakibat munculnya puting beliung. Kondisi peningkatan curah hujan tersebut berimplikasi terhadap munculnya bencana hidrometeorologi dan ikutan, seperti banjir, gerakan tanah, banjir bandang, bajir rob dll. Selain itu peningkatan suhu di musim panas yang mengalami peningkatan 2 kali lipat dari 100 tahun terahir membuat bencana kekeringan yang mana berefek disegala sisi kehidupan manusia seperti kekurangan air bersih, gagal panen hingga menyebabkan kebakaran pada lahan-lahan kritis. Hal tersebut tidak lepas dari efek gas rumah kaca, dimana gas rumah kaca disebabkan oleh pemakaian energi fosil (batur bara, minyak dan gas bumi) sehingga menghasilkan emisi CO2 dan disebabkan oleh gas metane (pemakaian pestisida, pupuk kimia dan kotoran hewan ternak). Kondisi demik