Postingan

Formasi Selatan di Pulau Nusa Lembongan, Bali

Gambar
  Singkapan batuan di Pantai Lebaoh, Nusa Lembongan Bali (Soil; Batugamping Karbonatan; Batugamping terumbu) Beberapa waktu lalu mendapatkan kiriman photo dari kolega geologis yang berkunjung ke Pulau Nusa Lembongan, dimana pulau ini berada di bagian utara dari jajaran kepulauan Nusa Penida. Secara geologi batuan penyusun pulau ini didominasi oleh batuan berwarna putih dengan terkstur kapur yang sebagian masyarakat mengenalnya sebagai batu kapur dan ahli geologi mengenalnya sebagai batugamping. Batugamping tersebut dalam stratigrafi regional Pulau Bali yang disusun oleh Purbo Hardiwidjojo dkk, 1984 menamai formasi batuan ini dengan nama Formasi Selatan. Formasi batuan ini diperkirakan berumur Miosen Akhir - Pliosen (23 juta tahun lalu - 5 juta tahun yang lalu) terbentuk sebagai hasil sedimentasi organisme laut dangkal seperti terumbu dan lainnya yang terangkat perlahan ke permukaan menjadi pulau sbg akibat dari aktivitas subduksi lempeng di selatan Pulau Bali. Selain proses pengangkata

Belajar Pengelolaan Geosite Dari Gunungapi Purba Nglanggran, Gunung Sewu UNESCO Global Geopark

Gambar
Geosite Gunungapi Purba Nglanggran Geosite yang berada di Desa Nglanggran, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta merupakan  salah satu geosite yg menjadi bagian dari warisan geologi dari Gunung Sewu UNESCO Global Geopark dan selain itu situs ini juga terkenal sbg salah satu desa wisata dengan pengelolaan yg sudah terkenal dan terkelola dgn baik. Tidak salah kalau desa wisata ini ditetapkan sebagai desa wisata terbaik di dunia.  Dalam pengembangan pengelolaan geosite sebagai destinasi wisata dan menumbuhkan ekonomi melalui pelibatan masyarakat, geopark-geopark Indonesia dapat mencontoh kesuksesan dari pengelolaan geosite Gunung Purba Nglanggran ini. Gambar panel site yang menjelaskan pembentukan Formasi Nglanggran. Gunungapi Purba Nglanggran secara geologi terbentuk dari aktivitas gunungapi di masa lampau yakni berumur 70-60 juta tahun yang lalu. Dimana gunungapi terangkat kepermukaan dan mengalami proses erosi dan pelapukan sehingga menyisakan batuan yang resisten yang menjadi bentangalam se

Melihat Lebih Dekat Situs Geologi Kawah III Gunung Batur

Gambar
  Kenampakan kawah III Gunung Batur kamera menghadap timur laut. Bicara kawan geopark tidaklah lepas dengan pesona dari keragaman buminya, dimana salah satunya yakni adalah situs geologi. Situs geologi atau geosite menjadi dalah satu poin penting dari pengembangan sebuah geopark dimana geosite ini akan mewakili sebuah cerita kerangka geologi dari sebuah kawasan geopark. ketika berkunjung ke kawasan Geopark Batur hal pertama yang kita jumpai salah satunya keberadaan geosite Gunung Batur. Geosite Gunung Batur terdiri dari 3 geosite yakni geosite Kawah I, Kawah II dan Kawah II. Gunung Batur termasuk gunungapi aktif di Indonesia. Mari kita lihat lebih dekat situs geologi kawah II Gunung Batur, geosite ini merpuakan salah satu kawah aktif dari Gunung Batur saat ini atau kadang disebut sebagai kawah hitam, di kawah ini kita akan menjumpai beberapa batuan terobosan/intrusi yang bersumber dari magma yang menerobos muncul kepermukaan dan membeku menjadi batuan intrusi. Batuan terobosan dan sulf

Pesona Geologi Bali Utara, Gunung Purba Hingga Geologi Bawah Lautnya

Gambar
  Pulau Bali sebagai Pulau Dewata selalu menyajikan berbagai atraksi wisata yang memukau mulai dari aktifitas budaya hingga alamnya. Bicara wisata alam daerah yang memiliki potensi wisata alam yang luar biasa salah satunya berada di Bali Utara tepatnya di Kabupaten Buleleng. Sumberkima-Pemuteran salah satu daerah dengan aktivitas wisata alam mulai dari pegunungan, airterjun, pantai hingga bawah lautnya sangatlah luar biasa. Hal ini juga tidak terlepas dari sumber daya alam yang terbentuk dari kondisi kegeologiannya. Keragaman Bentangalam di Bali Utara, Pemuteran-Sumberkima Sumberkima secara geologi tersusun oleh batuan hasil aktivitas gunungapi purba di masanya seperti Gunung Purba Pulaki. Formasi tertua yang dapat ditemukan di lokasi merupakan Formasi Sorga pada kala Miosen Akahir atau sekitar 11 juta tahun yang lalu dimana merupakan batuan vulkanik klastik hasil rombakan aktivitas gunungapi bawah laut yang kini terangkat. Selanjutnya berbarengan dengan proses pengangkatan tektonik

Geopark Sebagai Salah Satu Solusi Mengatasi Perubahan Iklim

Gambar
  Kendaraan listrik dan stasiun charger di depan geosite Sanbangsan Mountain, Jeju UNESCO Global Geopark Kawasan geopark terdiri dari 3 pilar utama yakni geo, bio dan culture yang mana akibat terjadinya perubahan iklim maka akan berdampak terhadap keberadaan keragaman bumi tersebut. Dengan terjadinya cuaca ekstrim dapat menyebabkan terjadinya degradasi terhadap warisan geologi dikawasan geopark. Dengan terdegradasinya warisan geologi atau ekosistemnya maka akan berimbas pada hilangnya flora dan fauna penting di kawasan geopark dan secara tidak langsung akan berimbas kepada manusia yang hidup di kawasan geopark. Maka kenapa mitigasi bencana perubahan iklim sangatlah penting dan menjadi salah satu focus kegiatan yang perlu dilaksanakan di kawasan geopark. Di dunia saat ini terdapat 185 UNESCO Global Geopark dan di Indonesia sendiri terdapat hampir 20’an kawasan geopark yang berpotensi sebagai pusat-pusat mitigasi bencana perubahan iklim baik secara local maupun dapat berimpact secara

Menjelajahi Keindahan 4 Kaldera di Rinjani UNESCO Global Geopark dan Batur UNESCO Global Geopark Melalui Kegiatan Geotrip Expedition

Gambar
  Berswafoto di Bukit Selong, Sembalun, Rinjani UNESCO Global Geopark Rinjani-Batur Geotrip Expedition m erupakan program kolaborasi antara geopark Rinjani dan geopark Batur untuk menjajaki paket-paket geowisata yang ada di masing-masing geopark. Kegiatan di adakan mulai tanggal 27 – 30 April 2023  dimulai dari mengexplore Geopark Batur yang berada di Kabupaten Bangli, Bali. Peserta mengunjungi Museum Gunungapi Batur/Museum Geopark Batur untuk melihat koleksi kekayaan bumi (geo, bio dan budaya) yang ada di Geopark Batur dilanjutkan dengan mengunjungi geotrail Batur Kuno mengunjungi produk-produk aliran lava dari Gunungapi Batur di tahun 1905-1963. Peserta mengunjungi Museum Gunungapi Batur/Museum Geopark Batur Berswafoto di geotrail Batur Kuno berlatarkan lava 1926-1963 dan Gunung Batur Perjalanan dilanjutkan menuju geosite Kompleks Kerucut Sinder Yeh Mampeh yang merupakan salah satu jenis gunungapi unik yang dapat ditemukan di dalam Kaldera Batur dengan jumlah kerucut sinder mencap

Perubahan Iklim dan Dampak Terhadap Degradasi Warisan Geologi

Gambar
  Ilustrasi kejadian banjir akibat perubahan iklim (jateng.inews) Di tahun 2023 bencana perubahan iklim kian nyata dampak dan dapat dirasakan, mulai dengan hujan yang makin lebat ditambah dengan angin yang bertiup kencang juga berakibat munculnya puting beliung. Kondisi peningkatan curah hujan tersebut berimplikasi terhadap munculnya bencana hidrometeorologi dan ikutan, seperti banjir, gerakan tanah, banjir bandang, bajir rob dll. Selain itu peningkatan suhu di musim panas yang mengalami peningkatan 2 kali lipat dari 100 tahun terahir membuat bencana kekeringan yang mana berefek disegala sisi kehidupan manusia seperti kekurangan air bersih, gagal panen hingga menyebabkan kebakaran pada lahan-lahan kritis. Hal tersebut tidak lepas dari efek gas rumah kaca, dimana gas rumah kaca disebabkan oleh pemakaian energi fosil (batur bara, minyak dan gas bumi) sehingga menghasilkan emisi CO2 dan disebabkan oleh gas metane (pemakaian pestisida, pupuk kimia dan kotoran hewan ternak). Kondisi demik